Rabu, 09 Juni 2010

Sudah lima hari aku mengistirahatkan yang lama. Walau kadang masih di paksakan untuk kembali berfungsi, tetapi apa daya ia telah minta istirahat. Untuk sekedar di beri asupan listrik saja ia menolak. Not Charge. Balasnya saat ku paksakan menghubungkannya dengan charger yang tidak kalah sepuhnya. Ya itulah HP Nokia 3315 dan chargernya serta problematikanya. Setelah 642 hari melayaniku. Sekarang saat ia minta istirahat aku pun tidak ada daya untuk memaksanya. Selamat istirahat

Dan. SEBAGAI GANTINYA aku tugaskan Nokia C3 melayaniku untuk selanjutnya. HP yang terbeli karena desakan kebutuhan dan mumpung ada promo (lumayan lebih rendah dari harga pasaran, lumayan jauh lagi).

nah ini dia

Walau sempat kagok saat pertama kali pakai. Perlu lama belajar. Ini sudah lima hari juga masih ngraba-ngraba. Mohon maklum biasa pake HP dengan 16 tombol sekarang berganti langsung ada 48 tombol, itu berarti kan 3kali lipatnya. Ya semoga tidak lama penyesuaiannya.

Mengenai kelebihan dan kekurangannya aku kurang ngerti dengan barang gituan. Bukannya gagp teknologi tetapi memang ngga dong. Kelebihan yang aku tahu hanya satu, yaitu kebetulan belinya pas lagi promo jadi dapat harga di bawah harga pasaran. he he eh

Oke siapa yang mau ganti HP silakan silakan silakan. Sebelum kehabisan


Jumat, 04 Juni 2010

Langit Mahameru 28Mei - 1Juni 2010



badan masih lemes

Pendakian puncak tertinggi diPulau Jawa kemarin diMulai dari Jogja naik Kereta Pramexs menuju ke Stasiun Solojebres (walau harus turun di Solo Balapan karena keretanya mau parkir). Di Stasiun Solojebres nunggu kereta yang menuju Malang dari arah Jakarta Pasar Senen. Jadwal tiba di Solo standarnya pukul 23:55 tetapi karena satu dan lain hal kereta baru sampai pukul 3:55wib. Mulur jauh banget, tetapi tidak jadi masalah asal bisa sampai ke Malang.
Sampai di Malang pukul 10siang. Kami langsung disambut kemeriahan arek-arek Malang yang akan berangkat ke Jakarta. Kami dijemput langsung menuju ke rumah mzAgus. Setelah istirahat kami diberitahu bahwa hari itu (sabtu 29Mei) kami tidak bisa langsung melakukan pendakian, hari itu kurang baik menurut orang sekitar. Saya pu manut saja, karena memang belum paham apa-apa. Malam harinya kami pindah ke rumah mzPani dengan pertimbangan agar besok bisa lebih cepat karena rumah mzPani ada di Kecamatan Tumpang.
Pagi harinya setelah sarapan pagi kami langsung berangkat menuju
ke Ranu Pane menggunakan 2 sepeda motor (motor sewaan). Jalan yang kami lewati khas seperti jalan di daerah pegunungan, jalan berkelok-kelok dan tidak terlalu lebar. Sekitar pukul 9 kami sampai di rumah Bapak Suroto (porter lokal) untuk menitipkan sepeda motor. tidak selang lama kami langsung berjalan menuju ke Pos Ranu Pane untuk laporan. Laopran sudah, berdoa, foto-foto bentar langsung mulai perjalanan.
Rute awal adalah jalan dengan blockPaving mengikuti tepian bukit memutar. Pavingblok berakhir setelah melewati gubug Pos Pertama. Rute jalan pun mulai beralih ke jalan tanah keras. Tidak selang lama sampai di Watu Rejeng dan tak lama setelah itu sampai di Ranu Kumbolo. Di Ranu Kumbolo kami sempatkan untuk makan siang, saat itu sekitar pukul 12siang. Jadi dari Ranu Pane sampai Ranu Kumbolo sekitar 2jam setengah. Cukup cepat ya.
Setelah makan siang perjalanan di lanjutkan menuju ke Kalimati. Selepas dari Ranu Kumbolo langsung Tanjakan Cinta menghadang didepan, itulah tantangan. Akhirnya dengan nafas tersengal-sengal tuntas juga Tanjakan Cinta. Selepas Tanjakan Cinta kami masuk ke padang luas Oro-oro Ombo. Oro-oro Ombo tidak kami lewati begitu saja, kami sempatkan untuk foto-foto sambil tetap melangkahkan kaki agar tidak kemalaman tiba di Kalimati. Selepas Oro-oro ombo langsung masuk ke Cemoro Sewu. Nah mulai dari sini saya gantian membawa carrier dengan teman saya. Langsung badan merasakan betapa oh betapa...
Sebelum sampai ke Jambangan saya sudah menyerah dengan carrier dipunggung, saya tukeran carrier dengan teman saya walau tidak berbeda jauh beratnya tetapi yang terakhir lebih mendingan. Saya membawa carrier ini dari setengan Cemoro Sewu sampai di Jambangan dan sampai di Kalimati.
Sampai di Kalimati hampir gelap, sehingga kami membagi tugas. Tiga orang mengambil air di Sumber Mani dan satu orang mendirikan tenda dome. Spring Sumber Mani terletak di jalur aliran air di sebelah barat dari Gubug Pos Kalimati. Kebetulan karena masih musim penghujan sehingga aliran air di Sumber Mani cukup deras. Malah dapat saya katakan itu tidak seperti seumber air di gunung karena aliran airnya deras sekali. Kembali dari mengambil air kami sempat nyasar karena lupa belok kiri dan kebablasan, sehingga kami terpaksa memanjat tebing tanah agar bisa naik.
Selepas Isya saat sedang memasak gemiris dan angin mulai datang, untungnya masakan sudah hampir masak sehingga kami makan saat gerimis itu mulai deras. Ditemani gerimis kami beristirahat mempersiapkan tenaga untuk summit attack malam nanti.
Sesuai rencana pukul 11malam kami bangun dan bersiap untuk muncak. Yang muncak hanya bertiga, satu rekan yang lain sedang kurang semangat ke puncak (mungkin karena sudah berulang kali). Di awal perjalanan kaki dan perut saya terasa sakit (mungkin karena kaget) sehingga saya sering minta berhenti dan ini berlanjut sampai ke puncak nanti. Jika dihitung entah berapa kali saya minta berhenti. Memasuki tanjakan yang berpasir angin kencang menyambut kami, setiap kali kami berhenti harus mencari tempat untuk berlindung dari terpaan angin langsung. Di seperempat akhir tanjakan akhirnya pertahanan saya jebol dan hweekk jekpot, muntah-muntah.
Karena muntah perut langsung kosong dan lega rasanya. Kami berhenti tidak jauh di atas saya muntah -muntah. Dan disini kami bertiga sempat tertidur lama, entah karena apa yang jelas ada sekitar satu jam kami tertidur walau perasaan kami baru beberapa menit saja. Bangun dari tidur di tengah jalur itu rekan-rekan saya langsung berjalan seperti ada semangat baru, berbeda dengan saya yang lemes-lemes terus. Ternyata Puncak Mahameru sudah ada didepan saya.
Menginjakan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa itu ternyata tidak dapat menghilangkan rasa dingin karena terpaan angin yang kencang ini. Seperti ritual-ritual di puncak gunung-gunung yang lain, ritual di Puncak Mahameru pun tidak beda jauh, kami ambil foto dengan berbagai gaya dengan berbagai pemandangan.
ya itulah pendakian ke Puncak Mahameru. Perjalanan turunnya jelas lebih enak karena turun-turun walau dengkul pegel-pegel.
itu dulu ya
eh kapan naik gunung???